Minggu, 11 Januari 2009

Khasiat daun Binahong by Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi




Daun Binahong adalah jenis tanaman yang amat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau diblender. Adapun khasiat dari daun tersebut sebagai berikut :

A. Kategori Penyakit berat :

Batuk/muntah darah : 10 lembar daun diminum setiap hari
Paru-paru/bolong : 10 lembar daun diminum setiap hari
Kencing manis : 11 lembar daun diminum setiap hari
Sesak nafas : 7 lembar daun diminum setiap hari
Borok akut(menahun) : 12 lembar daun diminum setiap hari
Patah tulang : 10-20 lb daun diminum setiap hari
Darah rendah : 8 lembar daun diminum setiap hari
Radang ginjal : 7 lembar daun diminum setiap hari
Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lb daun diminum setiap hari
Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun diminum setiap hari.
B. Kategori Penyakit Ringan

Disentri/buang air besar : 10 lembar daun diminum setiap hari
Ambeyen berdarah : 16 lembar daun diminum setiap hari
Hidung mimisan : 4 lembar daun diminum setiap hari
Habis bedah/operasi : 20 lembar daun diminum setiap hari
Luka bakar : 10 lembar daun diminum setiap hari
Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun diminum setiap hari
Jerawat : 8 lembar daun diminum setiap hari
Usus bengkak : 3 lembar daun diminum setiap hari
Gusi berdarah : 4 lembar daun diminum setiap hari
Kurang nafsu makan : 5 lembar daun diminum setiap hari
Kelancaran haid : 3 lembar daun diminum setiap hari
Habis bersalin/melahirkan : 7 lembar daun diminum setiap hari
Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun diminum setiap hari
Penghangat badan : 5 lembar daun diminum setiap hari
Lemah syahwat : 3-10 lb daun diminum setiap hari.

Label: , , , , , , , , , , , ,

Selasa, 30 Desember 2008

Manfaat Lettuce tree by Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi




Spesies :
Scaevola taccada Roxb.

Nama Inggris :
Sea lettuce tree .

Nama Lokal :
dudulan (Jawa), babakoan (Sunda), subong-subong (Bengkulu).

Deskripsi :
Semak tegak atau pohon kecil dengan ranting menggalah. Daun berseling, sebagian besar berkumpul di ujung dahan, menyudip sampai membundar telur sungsang. Perbungaan aksiler, percabangan jarang. Bunga tidak beraroma, putih sampai kuning muda. Buah pelok berdaging, putih saat matang, berbiji 2.

Distribusi/Penyebaran :
Scaevola taccada dijumpai dari Madagaskar ke arah timur ke Asia Tenggara, seluruh Malesia, daerah tropis Australia, Kepulauan Pasifik dan Hawaii. Jenis ini telah dibudidayakan dan tumbuh meliar di tenggara Amerika Serikat.

Habitat :
Scaevola taccada merupakan unsur pokok dari formasi Barringtonia. Umumnya terbatas di pantai, terbatas pada pantai berpasir atau daerah batu berkarang, kadang-kadang dijumpai di daratan di atol Pasifik di habitat terganggu yang banyak mendapat sinar matahari dan di permukaan batuan. Mampu tumbuh kuat dan bereaksi fisiologis, pada habitat pantai yang ditandai dengan variasi waktu dan ruang yang besar dengan salinitas substrat dan tingkat percikan garam. Ekspansi ke arah laut terbatas oleh kombinasi percikan garam dan salinitas substrat.

Perbanyakan :
Scaevola taccada dapat diperbanyak dengan biji dan stek. Biji batunya harus dipisahkan dari pulp sebelum ditanam. Setelah digosok dan dicuci, biji dikeringkan untuk disimpan. Biji batu lebih baik direndam air sejuk selama 24 jam dan ditutup dengan tanah sedikit pada tanah campuran di pot yang berdrainase baik. Perkecambahan akan memakan waktu sampai 3(—9) bulan. Perkecambahan dipercepat dengan direndam air laut, lebih cepat 1—2 minggu. Stek dengan panjang 50 cm, dengan daun bagian bawah dihilangkan, dan bagian atas dipotong. Kemudian ditanam pada campuran pot ringan yang berdrainase baik atau pada tanah berpasir, dengan disiram sekali sehari. Akar akan muncul dalam 2—3 bulan.

Manfaat tumbuhan :
Di seluruh Asia Tenggara dan Australia, cairan daun atau cairan buah yang matang yang telah diencerkan dari Scaevola taccada digunakan untuk menjernihkan mata buram dan menyembuhkan infeksi mata. Di Malaysia, daun yang pahit dapat dimakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, dan tapal daunnya untuk sakit kepala. Di Indonesia, akarnya dimanfaatkan sebagai anti keracunan makan ikan atau kepiting. Di Filipina, rebusan akar dipakai untuk beri-beri dan untuk infeksi siphilis dan untuk disentri. Di Thailand, akar dan daunnya digunakan penyakit kulit. Di Finschafen (Papua Nugini), daun mudanya dikunyah dan direbus untuk teh atau jus dari daun yang telah dipanaskan dicampur dengan air untuk menyembuhkan batuk. Air dari daun dapat dipakai langsung untuk pegal-pegal. Daun mudanya juga dikunyah untuk meredakan batuk di pulau New Hanover, dan untuk mengobati tuberkulosis di pulau Karkar. Setelah lapisan epidermalnya dihilangkan, daun dapat dikunyah untuk mengobati malaria. Begitu pula di beberapa pulau di utara Nugini, daun digunakan untuk mengobati batuk atau flu. Di Irlandia Baru dan Milne Bay, ekstrak dari daun digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita jangka panjang. Pemanfaatan yang lain meliputi menyembuhkan sakit telinga di pulau Manus, dan asma dan tuberkulosis di pulau Karkar. Di Australia utara jus yang diperas dari batang muda dan buah matang diusapkan langsung pada bekas gigitan atau sengatan. Di Samoa, daunnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit, bengkak-bengkak, sakit gajah, bengkak pada kantung kemaluan, flu dan salah cerna, akarnya dikenal baik untuk terapi kanker; pepagannya untuk abses, gangguan saat mensturasi dan patah tulang; batangnya untuk gangguan rongga perut. Di Western Highlands (Papua Nugini) jus dari batang Scaevola oppositifolia R.Br. dipakai untuk radang telinga. Di daerah lain di Nugini, air dari batang untuk membasuh mata lelah dan luka, dan dalam keadaan panas untuk bisul. Di seluruh Malesia, kayu dari bagian bawah batang yang tua dipakai sebagai paku dalam pembuatan kapal secara tradisional. Di Filipina, daunnya dipakai untuk rokok. Di samping nilaKarena informasi fitokimia dan farmakologi dari Scaevola taccada sangat sedikit maka perlu dilakukan penelitian di bidang tersebut yang nantinya dapat mengungkap potensi obat-obatannya. i keindahannya Scaevola taccada digunakan dalam stabilisasi tanah dan perlindungan dari angin dan semburan garam di daerah pantai.

Sinonim :
Lobelia taccada Gaertner , Scaevola sericea Vahl , Scaevola frutescens Krause .

Sumber Prosea :
12(2): Medicinal and poisonous plants 2 p.491-493 (author(s): Wardini, T.H.,)

Kategori :
Tumbuhan pantai

Label: , , , , , , , , ,

Jumat, 04 Januari 2008

Wijaya Kusuma by Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi




Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)


http://upload.kapanlagi.com/thumb/20070604140806_wijayakusuma_4663ba56a318b-t.jpg (http://upload.kapanlagi.com/h/20070604140806_wijayakusuma_4663ba56a318b.jpg)


Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili).

Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma.

Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua.

Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya.

Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.

Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;

Pemanfaatan :

1. Luka

Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.

Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.


SEJARAH

Seorang maharaja dari kediri Jawa Timur yang bergelar Prabu Aji Pramosa memiliki sifat yang tidak mau ada orang yang menonjol dan terkenal di daerah kekuasaannya,maka disebarlah intel kerajaan ke pelosok kerajaan kemudian dilaporkan bahwa ada orang yang terkenal dan memiliki kesaktian yang tinggi bernama Resi Kano dengan gelar Kyai jamur.

Raja yang tidak ingin menangkap rakyat yang tak berdosa itupun bingung juga bagaimana menyingkirkan sang resi,akhirnya dapat saran dari pejabat tingginya agar mengusir atau bahkan membunuh sekalian sang resi dengan alasan keamanan dan keselamatan raja serta kerajaan.Rupanya berita pengusiran ini cepat terdengar Kyai Jamur, ?sebelum utusan kerajaan datang, saya harus meninggalkan negeri ini lebih dahulu? demikian gumam Kyai Jamur dalam hatinya. Mendengar Kyai Jamur sudah tidak berada di tempat, sang Aji Pramosa bertambah murka. Raja pun memerintahkan para punggawa kerajaan mengejar dan menangkap sang Resi, Resi itu harus dihukum. Sekedar alasan untuk kedok, Resi dianggap bersalah karena pergi tanpa seijin raja. Sang Resi berjalan terus ke arah barat menyusuri pantai selatan sampai akhirnya tiba di suatu daerah yang disebut Cilacap, dia menganggap bahwa daerah ini cukup aman, tersembunyi dari pantauan raja. Pencarian dan pengejaran sang raja rupanya tak kenal berhenti, Resi Kano harus tertangkap.



Setelah dicari ke seluruh pelosok, persembunyian Resi akhirnya dapat diketahui. Ketika sang Resi sedang bersamadi, Aji Pramosa dan punggawanya datang, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan, sang Resi langsung ditangkap dan dibunuh. Berkat kesaktiannya, jasad sang Resi menghilang (muksa), ini membuat raja sangat terkejut takut dan keheranan. Belum hilang rasa herannya, sang raja dikejutkan lagi oleh suara gemuruh serta angin ribut dari tengah laut. Aji Pramosa berusaha tetap tenang menghadapi berbagai peristiwa yang mengerikan itu. Suara gemuruh dan anginpun reda, namun pada saat yang sama datanglah seekor naga besar mendesis-desis seolah-olah hendak melahap Aji Pramosa. Gelombang laut menjadi besar bergulung-gulung, hingga banyak penyu (kura-kura) minggir ke tepi pantai. Pantai itu dikemudian hari disebut Pantai Telur Penyu. Dengan sigapnya sang Aji Pramosa segera melepaskan anak panahnya, ternyata tepat mengenai sasaran, perut nagapun robek terkena panah dan naga hilang tergulung ombak. Rupanya naga tadi jelmaan dari seorang putri cantik yang muncul dengan tiba-tiba sambil berlarian di atas gulungan ombak dari arah timur pulau Nusakambangan. Sang putri ayu menghampiri Aji Pramosa sembari mengucapkan terima kasih karena berkat panahnya ia bisa menjelma kembali menjadi manusia. Sebagai rasa terima kasih, putri cantik tadi menghaturkan bunga Wijayakusuma kepada sang Aji Pramosa. Sang putri mengatakan ?kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam biasa, barang siapa memiliki kembang itu bakal menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa?. Selanjutnya putri cantik memperkenalkan diri, namanya Dewi Wasowati. la berpesan, kelak pulau ini akan bernama Nusa Kembangan. Nusa artinya pulau dan Kembangan artinya bunga. Seiring pergantian jaman, nama Nusa Kembangan akhirnya berubah menjadi Nusakambangan. Prabu Aji Pramosa sangat girang hatinya menerima hadiah kembang itu, kemudian dengan tergesa-gesa ia mengayuh dayungnya untuk kembali menuju daratan Cilacap, tetapi karena terlalu gugup dan kurang hati-hati, kembang itu jatuh ke laut dan hilang tergulung ombak, dengan sangat menyesal sang Aji Pramosa pulang tanpa membawa kembang. Beberapa lama setelah sang Prabu berada di kerajaan, terbetik berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh sebuah pohon aneh dan ajaib, beliau pun ingin menyaksikan pohon aneh yang tidak berbuah itu dan ternyata benar bahwa pohon itu tidak lain adalah Cangkok Wijayakusuma yang ia terima dari Dewi Wasowati. Melihat pohon itu, sang Aji Pramosa teringat akan kata-kata Dewi Wasowati bahwa siapa yang memperoleh kembang Wijayakusuma akan menurunkan raja-raja di tanah Jawa

Label: , , , , ,

Pengobatan Alternatif - Tapak Dara

Klasifikasi
Tapak Dara disebut Catharanthus roseus (L) G Don, atau Ammocallis rosea Small, atau Lochmera rosea Reich, atau Vinca rosea. Termasuk ke dalam famili tumbuhan Apocynaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Rutu-rutu, atau kembang sari cina, atau kembang serdadu, atau cakar ayam.

Sifat Kimiawi
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain Alkaloid terdapat lebih dari 70 macam alkaloid pada akar, batang, daun dan biji, antara lain 28 bi-indole alkaloid. Alkaloid anti Kanker seperti vinblastinc (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine, catharanthine, lochnerine, Alkaloid yang berefek hypoglycemic (menurunkan kadar gula) antara lainleurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.

Efek Farmakologis
Antineoplastik (anti kanker), sitostatika, hipotensif (penenang), menyejukkan darah, menghentikan pendarahan. Dalam farmakologi Cina memiliki rasa edikit pahit, sejuk, dan toxic.

Bagian tanaman yang digunakan
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman dalam keadaan segar atau dikeringkan.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya
1. Kanker: Limpa (peny. Hodgkin), leukemia, limfisarkoma, choironic epithelioma.
Tapak dara 15 gram direbus dengan api kikecil sebanyak 5 gelas air hingga tersisa 1-2 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum beberapa kalihingga habis dalam sehari.
2. Hipertensi, kencing manis, dan pendarahan akibat penurunan jumlah trombocyt Tapak dara (6-15) gram direbus dan disaring lalu diminum.
3.Acute Lymphocyticm icukemia Tapak dara 15 gram direbus dan disaring lalu diminum.

Label: , , , , , , , , ,

MANFAAT Pengobatan dengan Tanaman Obat untuk penyakit Kanker

1. Memperkuat jaringan yang terserang serta memperbaikinya
2. Menghentikan pendarahan (hemostatik)
3. Menghilangkan/menetralkan racun (anti toxic)
4. Menghilangkan radang/bengkak (anti radang / anti inflamasi)
5. Menghilangkan rasa sakit (analgesik / anti piretik)
6. Menghilangkan demam / menurunkan temperature tubuh (anti piretik)
7. Membersihkan dara dengan meningkatkan sifat phagocyte dan macrophage dari sel darah putih)
8. Meningkatkan daya tahan tubuh (immunotherapy)
9. Menghentikan pertumbuhan sel Kanker (anti neoplastik / sitostatika)

Label: , , , , , , , ,