Jumat, 04 Januari 2008

TANAMAN OBAT

Tanaman Obat atau disebut Fitofarmaka adalah Obat alamiah yang bahan bakunya berupa simplisia yang telah mengalami standarisasi, memenuhi persyaratn-persyaratan buku resmi, dan telah dilakukan penelitian ilmiah atas bahan baku sampai dengan kegiunaan dan khasiatnya secara jelas sebagaimana kaidah kedokteran modern.

Walaupun tanaman yang digunakan sebagai obat tetap memilki kelemahan yaitu tidak praktis dalam pemakaiannya, akan tetapi tanaman obat ternyata memiliki kelebihan-kelebihan, antara lain:
1. Efek samping tanaman obat ini tidak ada jika penggunaannya sesuai dengan anjuran.
2. Efektif untuk penyembuhan penyakit tertentu yang sering sulit disembuhkan dengan pengobatan modern, seperti kanker, tumor, dan lain-lain.
3. Murah, mengingat umumnya bisa ditanam sendiri di pekarangan rumah, dan sebagian besar bahkan bisa ditemukan tumbuh liar di sekitar pekarangan kita.
4. Pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada tenaga medis atau paramedis

Berikut petunjuk penggunaan tanaman obat.

1. selektif dalam mengindentifikasikan jenis tanaman, mengingat kemiripan antar tanaman.
2. Mengetahui nama baku (latin) dan nama daerah, mengingat sering rancu dan tumpang tindih.
3. Memperhatikan waktu pemetikkan, yaitu untuk daun dipetik saat berbunga sampai dengan buah belum masak. untuk bunga dikumpulkan sebelum atau setelah mekar. untuk buah dipetik dalam keadaan masak. untuk biji dikumpulkan dari buah masak atau setelah mekar. untuk akar, rimpang, umbi dan umbi lapis waktu tanaman tidak tumbuh lagi.
4. Pencucian harus dengan air bersih dan mengalir.
5. Pengeringan sebaiknya secaraperlahan-lahan, jika dengan sinar matahari sebaiknya tidak terlalu terik. Dan untuk umbi atau rimpang sebaiknya di potong-potong. Untuk daun dilayukan terlebih dahulu.
6. Merebusnya tidak menggunakan panic logam, sebab dapat mengakibatkan reaksi kimia yang merugikan. Gunakan kuali tanah,panic keramik atau gelas.
7. Waktu minum obat; Sebelum makan, bila obat tersebut tidak merangsang lambung. Waktu perut kosong, untuk obat yang bersifat tonik. Untuk penyakit akut, obat diminum sesuai kebutuhan dan untuk penyakit kronis obat diminum secara teratur. Untuk penenang diminum sewaktu mau tidur. Serta dimana perlu obat diminum sesering mungkin sebagai pengganti the.
8. Cara meminumnya. Satu dosis sehari dibagi untuk 2-3 kali minum. Obat diminum sewaktu hangat untuk penyakit sindroma dingin. Obat diminum sesudah dingin untuk penyakit sindroma panas. Obat yang agak beracundiminum sedikit demi sedikit tetapi sering.
9. Lama pengobatan. Umumnya lama tetapi bersifat konstruktif.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda